Dari Abu
Dzar Al-Ghiffari (Jundub bin Junadah) radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
"Orang yang aku kasihi (Rasulullah s.a.w) memerintahkan aku melakukan
tujuh perkara:
1. Dia perintahkan aku mencintai dan mendekati orang-orang miskin.
2. Dia perintahkan aku agar melihat ke bawah, tidak melihat keatas.
3. Dia perintahkan aku agar tetap menjalin silaturahim, meskipun orang tersebut memutuskan.
4. Dia perintahkan aku agar tidak meminta-minta kepada orang lain walaupun sedikit.
5. Dia perintahkan aku agar mengucapkan kebenaran, walaupun pahit.
6. Dia perintahkan aku agar tidak takut kecaman orang-orang yang mengecam dalam mengamalkan agama Allah (Islam)
1. Dia perintahkan aku mencintai dan mendekati orang-orang miskin.
2. Dia perintahkan aku agar melihat ke bawah, tidak melihat keatas.
3. Dia perintahkan aku agar tetap menjalin silaturahim, meskipun orang tersebut memutuskan.
4. Dia perintahkan aku agar tidak meminta-minta kepada orang lain walaupun sedikit.
5. Dia perintahkan aku agar mengucapkan kebenaran, walaupun pahit.
6. Dia perintahkan aku agar tidak takut kecaman orang-orang yang mengecam dalam mengamalkan agama Allah (Islam)
7. Dia
perintahkan aku agar memperbanyak kalimat: La haula wa la quwwata illa billah
(tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah). Sesungguhnya kalimat itu dari
perbendaharaan di bawah 'Arsy. (HR. Imam Ahmad bin Hanbal)
Keterangan
Hadis:
1. Nabi
perintahkan untuk mencintai dan mendekati orang-orang miskin. Merasai sendiri
kehidupan orang miskin tidak cukup hanya memberi zakat dan
sedekah agar dapat menghilangkan rasa kesombongan dan menimbulkan rasa syukur kpd Allah. Orang miskin itu bukan hanya disantuni pada bulan Ramadhan shj, krn mereka perlu makan setiap hari.
sedekah agar dapat menghilangkan rasa kesombongan dan menimbulkan rasa syukur kpd Allah. Orang miskin itu bukan hanya disantuni pada bulan Ramadhan shj, krn mereka perlu makan setiap hari.
2. Nabi perintahkan agar melihat ke bawah, tidak melihat keatas di dalam
urusan dunia yg tertentu agar dapat membangkitkan rasa syukur dan tidak lupa pd
nikmat yang telah diberi Allah. Jika dalam masalah ibadah disuruh kita melihat
keatas, agar ibadah kita lebih baik daripada org lain.
3. Nabi
perintahkan agar tetap menjalinkan hubungan silaturrahim, walaupun orang yg
ingin kita silaturrahim tersebut memutuskannya dgn bersikap keras, menolak
untuk berbaik bahkan tiada respon langsung. Jangankan dipelawa masuk kedalam
rumah, pintu pun tidak dibuka.
4. Nabi
perintahkan agar tidak meminta-minta kepada orang lain walaupun sedikit.
Meminta hanya kpd Allah krn Allah itu Maha Kaya. Meminta kpd manusia, manusia
itu faqir. Kerana meminta kpd manusia itu merendahkan maruah melainkan
mengambil haq kita. Hari ini, orang yang mampu pun, nak minta juga. Sampaikan
ada ulama’ tasawuf kata “Kalau saya suruh orang ambilkan tongkat saya, bererti
saya telah menghilangkan tawakal saya pada Allah”.
5. Nabi
perintahkan supaya mengucapkan haq (kebenaran), walaupun pahit. Jika memikirkan
soal hati, berat untuk dikatakan atau takut org tersinggung dsb, yang haq itu
tidak dapat ditegakkan. Firman Allah “Dan jika engkau menurut kebanyakan orang
yang ada di muka bumi, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah”
–Surah al-An’aam, ayat 116.
6. Nabi
perintahkan supaya jangan takut terhadap kecaman, ejekkan, caci maki, sindiran
orang-orang yang tak senang ketika kita mengamalkan agama Allah (Islam).
Persetankan cakap2 orang krn kita lakukan bukan kerana orang lain tapi ikhlas
kerana Allah spt menutup aurat dsb.
7. Nabi
perintahkan agar sentiasa mengucapkan kalimat "La haula wa la quwwata illa
billah" (Tidak ada daya kekuatan dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah).
Kalimat ini adalah sebuah kalimat seorang hamba yang bergantung (tawakal)
kepada kekuasaan Allah 100%. Wallahua'lam...
No comments:
Post a Comment